MEDIS
OPERASI PRIA (MOP)
VASEKTOMI
A. Pengertian
Kontrasepsi mantap
(kontap) merupakan suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu
yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami
isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap
dapat di ikuti baik oleh wanita maupun pria. Tindakan kontap pada wanita
disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi,sedangkan
pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi, yaitu tindakan pengikatan
dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
B .Jenis Vasektomi
Jenis-jenis Vasektomi
ada 3 macam, yakni :
1. Vasektomi
Metode Standar (Insisi Skrotum)
Vasektomi ini dimulai
dengan melakukan anestesi/bius lokal ke daerah pertengahan skrotum. Kemudian
dilakukan sayatan 1-2cm diatasnya. Bila saluran sudah tampak maka saluran akan
dipotong, lalu kedua ujungnya akan diikat. Hal sama akan dilakukan pada saluran
sperma satunya. Kemudian luka ditutup dengan penjahitan (Agnesa, 2012). Metode
vasektomi pada umumnya mempunyai kelemahan yaitu memerlukan irisan pada kulit
skrotum dengan scalpel dan memegang vas deferens secara blind .
2. Vasektomi
Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel Vasectomy)
Vasektomi Tanpa Pisau
merupakan penyederhanaan dan penyempurnaan teknik vasektomi yang diharapkan
dapat memperkecil komplikasi dan mempermudah permasyarakatannya terutama untuk
orang yang takut pisau operasi. Waktu yang diperlukan untuk tindakan VTP paling
cepat adalah 4 menit dan paling lambat 16 menit. Pada kelompok akseptor VTP
tidak ditemukan komplikasi pasca tindakan, sedangkan pada kelompok akseptor
Vasektomi Metode standar ditemukan 1 kejadian infeksi luka operasi. Metode VTP
dalam hal kemudahan lebih baik, sedangkan dalam hal keamanan dan efektivitasnya
tidak berbeda dengan metode vasektomi standar. (Dachlan I, dan Sungsang
R,1999).
3. Vasektomi
Semi Permanen
Vasektomi Semi
Permanen yakni vas deferen yang diikat dan bisa dibuka kembali untuk berfungsi
secara normal kembali dan tergantung dengan lama tidaknya pengikatan vas
deferen, karena semakin lama vasektomi diikat, maka keberhasilan semakin kecil,
sebab vas deferen yang sudah lama tidak dilewati sperma akan menganggap sperma
adalah benda asing dan akan menghancurkan benda asing (Agnesa, 2012).
C. Indikasi Vasektomi
Pada dasarnya
indikasi untuk melakukan vasektomi adalah pasangan suami istri yang tidak
menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi
dilakukan pada dirinya.
D. Kontra Indikasi Vasektomi
Sebenarnya
tidak ada kontra indikasi untuk melakukan vasektomi, hanya apabila ada kelainan
lokal atau umum yang dapat menggangu sembuhnya luka operasi, kelainan tersebut
harus disembuhkan telebih dahulu.
E. Yang dapat menjalanankan
Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur
yang sudah mempunyai anak cukup (2 anak) dan istri beresiko tinggi Syarat-syarat menjadi akseptor:
·
Harus secara
sukarela.
|
|
·
Mendapat
persetujuan istri.
|
|
·
Jumlah anak cukup.
|
|
·
Mengetahui
akibat-akibat vasektomi.
|
|
·
Umur calon tidak
kurang dari 30 tahun
|
|
·
Umur istri tidak
kurang dari 20 tahun dan tidak lebih dari 45 tahun
|
|
·
Pasangan
suami-istri telah mempunyai anak minimal dua orang, dan anak paling kecil
harus sudah berumur diatas dua tahun.
|
G. Yang Sebaiknya Tidak
Mrenjalani Vasektomi (MOP)
1. Infeksi kulit
di sekitar kemaluan
2. Menderita
kencing manis
3. Hidrokel atau
varikokel besar
4. Hernia
inguinalis
5. Anemia berat,
gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansi
H. Waktu Pelaksanaan
Vasektomi (MOP)
1. Tidak
ada batasan usia, dapat dilaksanakan bila diinginkan. Yang penting sudah
memenuhi syarat sukarela, bahagia, dan faktor kesehatan
2. Istri
beresiko tinggi
I. Persiapan Sebelum Tindakan
Vasektomi (MOP)
Hal-hal yang perlu
dilakukan oleh calon peserta kontap pria adalah :
1. Tidur
dan istirahat cukup
2. Mandi
dan membersihkan daerah sekitar kemaluan
3. Makan
terlebih dahulu sebelum berangkat ke klinik
4. Dating
ke klinik tempat operasi dengan pengantar
5. Jangan
lupa membawa surat persetujuan isteri yang di tanda tangani atau cap jempol
J. Teknik Vasektomi
Vasektomi merupakan
operasi kecil dan merupakan operasi yang lebih ringan dari pada sunat/khitanan
pada pria. Bekas operasi hanya berupa satu luka di tengah atau luka kecil di
kanan kiri kantong zakar (kantung buah pelir) atau scrotum. Vasektomi berguna
untuk menghalangi transport spermatozoa (sel mani) di pipa-pipa sel mani pria
(saluran mani pria
Mula- mula
kulit skrotum di daerah operasi di suci hamakan. Kemudian dialkukan anastesi
likal dengan larutan xilokain. Anastesi dilakukan di kulit skrotum dan jaringan
sekitarnya bagian atas, dan pada jarinagan sekitar vas deferens. Vas dicari dan
setalah ditentukan lokasinya, di pegang sedekat mungkin dibawah kulit skrotum.
Setelah itu di lakukan sayatan pada kulit skrotum seitar 0,5 sampai 1 cm di
dekat tempat vas deferens. Setelah vas deferens kelihatan, di jepit dan
dikeuarkan dari sayatan (harus dioyakinkan betul, bahwa memang vas yang
dikeluluarkan), vas di potong sepanjang 1 sampai 2 cm dan kedua ujungnya
diikat, setelah kulit dijahit, tindakan diulang pada sebelah yang lain.
Seseorang yang
telah mengalami vasektomi baru dapat dikatakan betul-betul steril jika telah
mengalami 8 samapi 12 ejakulasi setelah vasektomi.
Oleh karena itu
sebelum hal tersebut di atas tercapaimengalami vasektomi baru dapat dikatakan
betul-betul steril jika telah mengalami 8 samapi 12 ejakulasi setelah
vasektomi.
Oleh karena itu
sebelum hal tersebut di atas tercapai,yang bersangkutan dianjurkan pada koitus
memakai cara kontrasepsi lain.
K. Evektifitas vasektomi
Vasektomi adalah
salah satu metode kontrasepsi paling efektif. Angka kegagalan biasanya kurang
dari 0,1%-0,15% pada tahun pertama pemakaian prosedur Vasektomi Tanpa Pisau
(VTP) dilakukan dengan anestesi local dan akses terhadap vas mudah diperoleh,
maka prosedur ini lebih aman dibandingkan teknik kontrasepsi mantap wanita
(BKKBN dalam Afrinossa, 2009).
Adapun evektifitas
vasektomi antara lain:
1. Angka
kegagalan: 0-2,2%, umumnya < 1%.
2. Kegagalan
vasektomi umumnya disebabkan oleh:
o
Sangga yang tidak
terlindung sebelum semen/ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa.
o
Rekanalisasi spontan
dari vas deferens, umumnyaterjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa.
o
Pemotongan dan oklusi
struktur jarinagan lain selama operasi.
o
Jarang: duplikasi
congenital dari vas deferens (terdapat lebih dari 1 vas deferens pada satu
sisi) (Hartanto, 1994).
Cara Pemasangan MOP
Mula-mula kulit skrotum di daerah operasi
dibersihkan. Kemudian dilakukan anastesia local dengan larutan xilokain.
Anastesia dilakukan di kulit skrotum dan jaringan sekitarnya di bagian atas,
dan pada jaringan di sekitar vas deferens. Vas dicari dan stelah ditentukan
lokasinya, dipegang sedekat mungkin di bawah kulit skrotum. Setelah itu,
dilakukan sayatan pada kulit skrotum sepanjang 0,5 – 1 cm di dekat tempat vas
deferens. Setelah vas kelihatan, dijepit dan dikeluarkan dari sayatan ( harus
diyakinkan bahwa vas yang dikeluarkan itu ), vas dipotong sepanjang 1 – 2 cm
dan kedua ujungnya diikat. Setelah kulit dijahit, tindakan diulangi pada
sebelah yang lain.
Persiapan Pre-Operatif Vasektomi
o Klien sebaiknya mandi serta menggunakan
pakaian yang bersih dan longgar sebelum mengunjungi klinik.bila klien tidak
cukup waktu untuk mandi,klien dianjurkan untuk membersihkan daerah skrotum dan
inguinal/lipat paha sebelum masuk ke ruang tindakan.
o Klien dianjurkan untuk membawa celana khusus
untuk menyangga skrotum.
o Rambut pubis cukup digunting pendek bila
menutupi daerah operasi.
o Cuci/bersihkan daerah operasi dengan sabun
dan air kemudian ulangi sekali lagi dengan larutan antiseptic atau langsung
diberi antiseptic (povidon iodin).
o Bila dipergunakan larutan povidon Iodin
seperti Betadin,tunggu 1 atau 2 menit hingga yodium bebas yang terlepas dapat
membunuh mikroorganisme (Hartanto, 1994)
Anestesi local:
o Dipakai anestesi local karena murah dan lebih
aman, misalnya Lidocine 1-2% sebanyak 1-5 cc atau sejenis
o Kadang-kadang anestesi local dicampur dengan
adrenalin, dengan maksud mengurangi perdarahan. IPPF tidak menganjurkan
kombinasi tersebut karena adrenalin dapat menyebabkan iskemia dan rasa sakit
post-operatif yang berkepanjangan. Penyuntikan steroid untuk mencegah
pembengkakan post-operatif juga tidak dianjurkan.
o Jangka menyuntikan anestesi local langsung ke
dalam vas deferens, karena mungkin dapat merusak vena plexus pampini form.
o Bila calon akseptor mengalami rasa takut atas
kegelisahan, dapat diberikan tranquilizer atau sedative, per oral atau suntikan
(Hartanto, 1994).
Anestesi Umum mungkin perlu
dipertimbangkan pada kasus-kasus:
o Adanya luka parut daerah inguinal atau
scrotum yang sangat tebal.
o Kelainan intra-scrotal seperti hydrocele,
varicocele.
o Alergi terhadap anestesi local (Hartanto,
1994).
5.
Prosedur
Tindakan
a. Vasektomi Metode Standar
Prosedur
vasektomi meliputi beberapa langkah tindakan:s
1. identifikasi
dan isolasi vas deferens.
a. Kedua
vas deferens merupakan struktur paling padat di daerah mid-scrotum, tidak
berpulsasi (berbeda dengan pembuluh darah)
b. Kesukaran
kadang-kadang terjadi dalam identifikasi dan isolasi vas deferens seperti pada
keadaan-keadaan:
§ Kulit scrotum tebal
§ Vas deferens yang sangat tipis
§ Spermatic cord yang tebal
§ Testis yang tidak turun
c. Kedua
vas deferens harus diidentifikasi sebelum meneruskan prosedur vasektomi
d. Dilakukan
immobilisasi vas deferens diantara ibu jari dan jari telunjuk atau dengan
memakai klem
e. Dilakukan
penyuntikan anestesi lokal
2. insisi
scrotum
a. vas deferens yang
telah di immobilisasi didepan scrotum hanya ditutupi oleh otot dartos dan kulit
scrotum.
b. Insisi, horizontal
atau vertical
3. memisahkan
lapisan-lapisan superficial dari jaringan-jaringan sehingga vas deferens dapat
di isolasi.
4. oklusi
vas deferens
a. umumnya dilakukan
pemotongan/reseksi suatu segmen dari kedua vas deferens (1-3 cm), yang harus
dilakukan jauh dari epididimis.
b. Ujung-ujung vas
deferens setelah dipotong dapat ditutup dengan:
· Ligasi
·
Dapat
dilakukan dengan chromic catgut (ini yang paling sering
dilakukan)
·
Dapat
pula dengan benang yang tidak diserap (silk), tetapi kadang-kadang dapat
menyebabkan iritasi jaringan atau granuloma.
·
Ligasi
tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai memotong vas deferens, karena dapat
menyebabkan spermatozoa merembes ke jarinag sekitarnya dan terjadi granuloma.
·
Untuk
mencegah kedua ujung vas deferens agar tidak menyambung kembali (rekanalisasi),
ujung vas deferens dapat dilipat kebelakang lalu diikatkan/dijahitkan pada
dirinya sendiri, atau fascia dari vas deferens dapat ditutupkan diatas satu
ujung sehin gga terdapat satu barrier dari jaringan fascia, atau ujung vas
deferens ditanamkan ke dalam jaringan fascia.
o Keuntungan
clips:
Ø Lebih cepat dibandingkan ligasi
Ø Lebih mudah memperhitungkan tekanan yang
diperlukan untuk aplikasi dibandingkan dengan ligasi.
Ø Tantalum, bahan clips, tidak diserap dan
biologisnert.
Ø Potensi reversibilitas besar.
o Umumnya
dipasang 2-3 clips pada masing-masing vas deferens.
5. penutupan
luka insisi
a. dilakukan
dengan catgut, yang kelak akan diserap.
b. Pada insisi 1cm
atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut, cukup ditutup dengan plester saja
b. Vasektomi
Tanpa Pisau (VTP)
Prosedur
VTP: (Hartanto, 1994).
1) Persiapan
pre-operatif:
a. Cukur rambut pubis,
untuk lebih menjamin sterilitas.
b. Tidak perlu puasa
sebelumnya.
2) Mencari, mengenal
dan fiksasi vas deferens, kemudian dijepitdengan klem khusus yang ujungnya
berbentuk tang catut. Lalu disuntikan anestesi local.
3) Dilakukan penusukan pada
garis tengahscroyum dengan alat berujung bengkok dan tajam untuk membuat luka
kecil, yang kemudian dilebarkan sekitar 0,5 cm. akan terlihat vas deferens yang
liat dan keras seperti kawat baja. Selaput pembungkus vas deferens dibuka
secara hati-hati. Setelah pembungkus vas deferens disisihkan ke tepi, akan
tampak jelas saluran sperma (vas deferens) yang berwarna putih mengkilap bagai
mutiara.
4) Selanjutnya dilakukan oklusi
vas deferens dengan ligasi + reseksi suatu segmen vas deferens.
5) Penutupan luka
operasi.
6. Perawatan
Post Operatif vasektomi
Perawatan
post operatif Vasektomi juga minim saja:
1.
istirahat
1-2 jam di klinik.
2.
menghindari
pekerjaan berat selama 2-3 hari
3.
kompres
dingin/es pada scrotum
4.
analgetika
5.
memakai
penunjang scrotum (scrotal support) selama 7-8 hari.
6.
luka
operasi jangan kena air selama 24 jam.
7.
sanggama
dapat dilakukan secepatnya saat pria sudah menghendaki dan tidak terasa
mengganggu.
7. Perawatan dan Pemeriksaan Pasca Bedah
vasektomi.
Setiap pasca tindakan pembedahan betapapun
kecilnya memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan. Pada pascatindak bedah
vasektomi dianjurkan dilakukan hal – hal sebagai berikut:
a.
Pertahankan
band aid selama 3 hari
b.
Luka
yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk.
c.
Boleh
mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah. Setelah 3 hari luka boleh
dicuci dengan sabun dan air.
d.
Pakailah
penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering.
e.
Jika
ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgetik seperti paracetamol atau ibuprofen
setiap 4-5 jam.
f.
Hindari
mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari.
g.
Boleh
berssanggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah kehamilan, pakailah
kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20
kali.
h.
Periksa
semen 3 bulan pasca vasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi
(Saifuddin, 2002)..
Tata cara pelayanan Vasektomi.
a) Pra Operasi
Dilakukan pemeriksaan
untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi dll yang diperlukan untuk
kepentingan calon akseptor. Jika ditemukan keadaan yang merupakan kontraindikasi atau
kemungkinan menyebabkan adanya penyulit atau dampak samping lain, pelayanan kontrasepsi mantap harus ditunda.
kepentingan calon akseptor. Jika ditemukan keadaan yang merupakan kontraindikasi atau
kemungkinan menyebabkan adanya penyulit atau dampak samping lain, pelayanan kontrasepsi mantap harus ditunda.
b) Tahap
Operasi.
Dikenal 3 macam
tehnik vasektomi, yaitu vasektomi konvensional (dengan pisau),vasektomi
tanpa pisau dan vas oklusi.
tanpa pisau dan vas oklusi.
c) Tahap pasca
operasi.
Pada umumnya apabila
tindakan medis kontap pria dilakukan secara benar, keberhasilannya amat tinggi
yakni sebesar 99%. Artinya 99 dari 100 persen vasektomi terjamin untuk tidak
mempunyai keturunan lagi. Adanya kegagalan dimungkinkan karena rekanalisasi
spontan.
Vasektomi
dianggap gagal bila :
1.
Pada analisa sperma
setelah 3 bulan pasca vasektomi atau setelah 10 - 15 kali ejakulasi
masih dijumpai spermatozoa.
2.
Istri (pasangan)
hamil.
Keluhan
dan penyulit yang mungkin terjadi.
Apabila operasi
dilakukan dengan baik dan benar, jarng ditemukan keluhan ataupun penyulit yang
berarti. Karena tingkat pemahaman masyarakat memang ditemukan beberapa keluhan
yang apabila diteliti secara mendalam tidak ada hubungannya dengan tindakan
vasektomi, misalnya :
1) Impotensi.
Dari pelbagai
penelitian telah dibuktikan bahwa vasektomi tidak menimbulkan impotensi.
Malah pada beberapa pasangan, sering ditemukan hasrat birahi ini malah
makin bertambah setelah vasektomi.
2) Gemuk.
2) Gemuk.
Pelbagai penelitian
membuktikan pula bahwa tidak benar karena vasektomi akseptor akan
bertambah gemuk. Vasektomi tidak sama dengan kebiri, dan karena itu tidak terjadi perubahan hormonal.
bertambah gemuk. Vasektomi tidak sama dengan kebiri, dan karena itu tidak terjadi perubahan hormonal.
I. Perawatan
Setelah Tindakan Vasektomi (MOP)
1. Istirahat
selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari
2. Jagalah
kebersihan dengan membersihkan diri secara teratur dan jaga agar luka bekas
operasi tidak terkena air atau kotoran.
3. Makanlah
obat yang diberi dokter secara teratur sesuai petunjuk
4. Pakailah
celana dalam kering dan janagn lupa menggantinya setiap hari
5. Janganlah
bersenggama jika luka belum sembuh. Boleh berhubungan seksual setelah tujuh
hari setelah operasi. Bila isteri tidak menggunakan alat kontrasepsi, senggama
dilakukan dengan memakai kondom sampai 3 bulan setelah operasi.
J. Keuntungan Vasektomi
Ø
Tidak ada mortalitas
(kematian)
Ø
Morbiditas (akibat
sakit) kecil sekali.
Ø
Pasien tidak perlu
dirawat di rumah sakit.
Ø
Dilakukan anaestesi
lokal.
Ø
Ada kepastian bahwa
cara ini efektip (kemungkinan gagal tidak ada) karena dapat dichek
kepastian di Laboratorium.
kepastian di Laboratorium.
Ø
Tidak mengganggu
hubungan sex selanjutnya dan juga jumlah cairan yang
Ø
Tidak banyak
memerlukan biaya. Yang penting adalah persetujuan dari istri.
Ø
Tidak menimbulkan
kelainan fisik maupun mental
Ø
Tidak menggangu
libido seksualitas
Ø
Dapat dilakukan
secara poliklinis
Ø
Sangat efektif dan
permanen
Ø
Tidak ada efek
samping dalam jangka panjang
Ø
Dapat mencegah
kehamilan lebih dari 99%
Ø
Tindakan bedah yang
aman dan sederhana
K. Kelemahan.
Ø
Harus dilakukan
pembedahan.
Ø
Masih dimungkinkan
ada komplikasi ringan.
Ø
Tidak seperti
sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril permanen, pada vasektomi
masih harus menunggu beberapa hari, minggu atau bulanan sampai sel mani
menjadi negatif.
Ø
Tidak dapat dilakukan
pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar