Welcome di BLOGku JangEL & Buono

Sabtu, 13 Juli 2013

crita rakyat BATAK


Legenda Danau Toba dan Pulau samosir



Dahulu hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Pemuda ini memiliki pekerjaan paling hebat sedunia, yaitu sebagai petani dan pemancing ikan.

Untuk urusan memancing, Toba sangatlah lihai. Dia tidak membutuhkan waktu lama. Seperti pada sore itu, Toba pergi ke sungai untuk memancing. Baru mata kail pancing dilemparkan, umpannya telah disambar ikan. Tentu saja, Toba girang mendapatkan ikan untuk makan malam.

Segera Toba menyediakan kepis dan memasukkan ikan itu ke dalamnya. Toba kemudian pulang. Di jalan, dia telah memikirkan masakan apa yang akan dibuatnya dengan bahan ikan.

Sesampainya di rumah, Toba segera memindahkan ikan dari dalam kepis itu ke bak berisi air. Toba menginginkan si ikan tetap dalam keadaan segar ketika dimasak. Setelah itu, Toba menyiapkan bumbu-bumbu dan kayu bakar yang dibutuhkan. Sayangnya, kayu bakar miliknya habis. Toba terpaksa ke dalam hutan untuk mencarinya.

Waktu sudah beranjak malam saat Toba kembali mencari kayu bakar. Sesampainya di rumahnya, Toba terkejut karena dia tidak menemukan ikan di dalam bak air. Dia malah menemukan keping emas. Padahal dia tidak merasa punya keping emas itu. Toba tambah terkejut lagi mengetahui ada seorang gadis cantik di dalam kamarnya.

"Siapakah kamu wahai gadis cantik?"

Gadis cantik itu hanya tersenyum. Dia kemudian keluar dari kamar dan duduk di dipan di depan. Gadis cantik itu kemudian menjelaskan semua pada Toba.

"Aku adalah ikan yang kamu tangkap tadi. Keping emas itu adalah sisikku."

Karena Toba masih bujangan, dan jarang sekali dia bertemu seorang gadis cantik di desanya. Maka, dia pun meminta si gadis untuk menjadi istrinya. Si gadis menyetujui hal tersebut, dengan satu syarat bahwa Toba tidak akan mengungkit-ungkit soal asal-usulnya. Toba menyetujui persyaratan yang diajukan.

Akhirnya, mereka pun menikah dan dikaruniai seorang putra yang diberi nama Samosir. Samosir adalah anak yang lincah, namun sayangnya dia manja.

Saat beranjak sedikit dewasa, Samosir acap diberi tugas untuk mengantarkan makanan bapaknya di sawah. Semua berjalan baik-baik saja. Hingga, Samosir merasa malas untuk mengantarkan makanan untuk ayahnya. Hal ini tentu membuat ibunya emosi.

Akhirnya, berangkat juga Samosir mengantarkan makanan untuk bapaknya. Karena hatinya sedang kesal, di tengah jalan, dia memakan sebagian besar makanan itu. Ketika makanan itu diberikan kepada Toba, Samosir ditanya, "Mengapa tinggal segini makanannya?"

"Tadi, aku memakannya, Pak!"

Demi mendengar perkataan Samosir, Toba naik pitam. Sudah telat mengantarkan makanannya, tinggal sedikit pula!

"Anak macam apa kamu ini?" Hardik Toba, "Dasar anak ikan!"

Samosir yang mendengar hardikan bapaknya segera pulang. Dia menemui ibunya dalam keadaan menangis.

"Kenapa kamu, Nak?"

"Bapak, Bu, huhuhu... Bapak bilang, aku anak ikan."

Bagai sambar geledek, ibu Samosir mendengarnya. Dan saat itulah, ia mengetahui bahwa jodohnya dengan Toba telah berakhir. Ibu Samosir kemudian menyuruh Samosir ikut dengannya untuk menemui Toba, ayahnya.

"Kamu telah melanggar syarat yang kuajukan dulu. Dengan demikian, kamu rasakan akibatnya," kata istri Toba. Toba sedih dan mengiba-iba padanya. Namun, perjanjian tetaplah perjanjian. Istrinya kemudian pergi bersama Samosir ke sungai. Perlahan-lahan mereka berubah kembali menjadi ikan. 
Bersamaan dengan itu turun hujan lebat. Dan mengguyur desa si Toba hingga tenggelam. Desa yang tenggelam itu kini dinamakan Danau Toba..
JangEL & BUono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar